Selasa, 26 Januari 2016

Maulid Menjadi Budaya Di Indonesia


Maulid Menjadi Budaya Di Indonesia

Budaya di Indonesia khususnya Aceh setiap tahunnya pasti merayakan tahun kelahiran nabi atau yang sering disebut “Maulid” maulid sudah menjadi budaya di Indonesia khususnya Aceh . warga aceh sendiri sangat gembira dengan tahun kelahiran nabi sosok idola dihati warga muslim. Bagi umat muslim nabi Muhammad Saw sebagai utusan dari allah adalah sosok orang yang sangat berjasa dalam menegakkan atau mengkokohkan agama islam.

Kebiasaan orang aceh ketika memperingati tahun kelahiran nabi, merayakan dengan cara sederhana atau membuat acara besar-besaran. Biasanya mereka mempunyai tanggal masing-masing dalam merayakannya. Misal pada tanggal 1-2 di kampung A maka tanggal 3-4 di kampung B. mereka membagi waktu dan tanggal tersebut agar lebih mempererat silaturahmi antara tetangga A dengan B dengan cara mengundang satu sama lain pada saat acara maulid nabi.


Orang-orang aceh sangat senang dengan acara maulid nabi, karena bagi mereka itu adalah hari yag membuat mereka lebih mengenang sejarah perjuangan nabi, tapi yang harus diambil kata petiknya bahwa bukannya hari-hari lain mereka tidak menginggat nabi, hanya saja mereka lebih sibuk dengan pekerjaan lainnya, diselang waktu bekerja mereka tidak lupa pula shalawat buat nabi, apalagi ketika sudah menyelesaikan shalat. Dengan adanya peringatan maulid maka mereka akan lebih mengfokuskan hari tersebut menginggat nabi dan juga berbagi kepada anak yatim, orang-orang yang kurang mampu dan lain-lain. Kebisaan orang aceh yang merayakan maulid dengan membuat acara bukan hanya saja orang yang mampu atau berada, melainkan orang yang kurang mampupun berbondong-bondong untuk membuat acara walaupun maulid itu bukanlah hal yang wajib.

Hal positif yang bisa kita ambil dari acara maulid ini ilalah para umat muslim lebih mempererat silaturahhmi dengan sesamanya. lebih mengenang perjuangan rasul dan sebagainya. Hal yang negative dari sini ialah mereka biasanya lebih mmbuang-buang makanan. Wlaupun mau dikasih buat tetangga merekapun membuat acara maulid. Saya ingin mangajak anda memakai logika anda untuk berfikir. Coba kita bayangkan jika kita tidak mubazir ketika merayakan dan tidak semua yang membuat acara. Kita bisa membuat dihari lainnya yang orang tidakada buat acara, kemudian kita undang tetangga dan anak yatim piatu. Pasti acara kita tidak akan ada yang mubazir. Dan malahan makin membantu mereka yang kurang mampu dengan cara mengundan mereka makan siang, malam dan lainnya.

Karena jika kita telusuri dari sejarahnya maulid nabi ini tidak ada dijelaskan dalam al- qur’an maupun hadist. Hanya saja pertama kali di adakan maulid nabi pada masa Sultan Salahuddin Al- Ayyubi semangat juang umat islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada nabi mereka. Sehingga acara maulid tersebut diadakan sampai sekarang.
                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar