Pintu Masuk Kemaksiatan
Pada dasarnya kita manusia yang diberikan
nafsu susah sekali dalam mengendalikan diri, apalagi jika kita jauh dari sang
pencipta. Maksiat masuk ke dalam diri seorang hamba melalui empat pintu. Dalam bagian
ini saya akan menjelaskan secara ringkas satu persatu dari empat hal tersebut.
1. Pandangan
Mata
Pandangan mata adalah
dorongan yang muncul pertama kali ketika seseorang melihat sesuatu. Bila
dorongan itu jelek, berarti itu adalah dorongan syahwat. Menjaga pandangan
merupakan benteng bagi kemaluan. Sengaja mengumbar pandangan sama artinyadengan
membiarkan diri terseret menuju sumber kebinasaan. Rasulullah saw bersabda;
“
jangan engkau menyusuli pandangan dengan pandangan. Untukmu hanya ( pandangan)
yang pertama, sedangkan yang kedua bukan untukmu.”
Kalau anda kebetulan
melihat perempuan, pandanglah sepintas saja. Jangan diulang lagi karena
pandanga kedua bukan hak anda.
Rasulullah saw
bersabda, “ pandangan mata adalah panah
berbisa di antara panah-panah iblis. Untuk orang yang memejamkan matanya dari
perempuan, allah mewariskan dalam hatinya iman ( keindahan) sampai hari
pertemuan dengannya.”
Pandangan mata merupakan awal petaka
buruk yang menimpa manusia. Pandangan
dapat menumbuhkan perasaan, lalu perasaan akan melahirkan pikiran. Setelah itu
tumbuhlah syahwat, yakni syahwat yang untuk melampiaskan keinginan.
Selanjutnya, terjadilah perbuatan. Selama tidak ada yang menghalangi, perbuatan
itu bisa terjadi berulang-ulang hingga terakumulasi menjadi penyakit.
Dalam hal ini dikataka, sabar dalam menahan
pandangan lebih ringan daripada sabar terhadap rasa pedih sesudahnya( sesudah
membiarkan pandangan lepas). Penyakit dari pandangan mata adalah munculnya
kecemasan. Ia membawa percikan api yang kemudian berkobar membakar. Bila
seseorang tidak sanggup menahannya dan tak kuasa memikulnya, akan jatuhlah
siksa yang besar. Anda akan melihat sesuatu yang membuat anda tidak sabar dan
tidak kuasa menyaksikannya , yakni terjebak dalam dalam bahaya pandangan mata.
2. Gambaran
yang terlintas dihati
Gambaran yang terlintas
didalam hati lebih sukar dihilangkan. Itu merupakan awal dari kebaikan atau
awal dari keburukan, sebab dari situlah munculnya hasrat, angan-angan, dan
kemauan keras. Barangsiapa yang mampu mengekang gambaran yang terlintas dihati
dan pikirannya, berarti ia berhasil menguasai diri
dari amarah atau hawa nafsu. Sebaliknya
yang terjadi apabila seseorang dikuasai atau dikalahkan oleh bayangan didalam
hati dan pikiran. Hawa nafsunya akan mendominasi sehingga dia muda terjerat dalam
maksiat dan kekejian.
3. Ucapan
Ucapan adalah sesuatu
yang tersimpan, yang tidak dikeluarkan kecuali karena suatu kepentingan. Sebuah
ucapan seharusnya tidak dikeluarkan secara sia-sia. Sebaiknya seseorang tidak
mengucapkan sesuatu, kecuali bila menguntungkan atau bermanfaat bagi agamanya.
Kalau suatu perkataan hendak dilontarkan, dia melihat dulu ada untungnya atau
tidak. Bila ternyata tidak, tidak perlu dia mengucapkan sesuatu dengan sia-sia.
Kalau anda ingin
mendapatkan dalil atau petunjuk tentang apa yang ada dihati, carilah di lidah.
Indera inilah yang akan memberitahu ana tentang kebaikan atau keburukan sesuatu
yang ada di dalam hati itu.
4. Langkah
Setiap manusia harus
menjaga diri agar tidak melangkahkan kakinya, kecuali menuju hal-hal yang
membawa pahala. Kalau menurut perhitungannya langkahnya tidak mendatangkan
pahala, berarti duduk lebih baik daripada berjalan. Disamping itu, ia boleh
melangkahkan kaki untuk perbuatan yang mubah dalam rangka mendekatkan diri
kepada allah. Jadi kalau dihubungkan dengan pasal diatas, ada dua bahaya yang
mengancam setiap manusia. Jika ia keliru menentukan langkah maka akibatnya
adalah keburukan. Langkah kaki dan ucapan lidah punya kaitan erat.
Semoga dengan informasi ini dapat
mempeluas lagi wawasan anda terhadap hal-hal yang menjerumus kedalam maksiat. Dengan
mengetahui informasi seperti ini sedikit kurangnya anda akan lebih menjaga diri
anda dari maksiat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar